Berkah Hidayah– Sahabat, bagaimana rasanya cemburu?
Sakit? Kecewa? Marah? Kurasa demikianlah yang dirasakan setiap orang
ketika sedang cemburu. Kau mencintai seseorang, tetapi orang yang kau
cintai itu lebih memilih dan mencintai yang lain. Apalagi jika kau telah
berbuat banyak untuknya, entah pengorbananmu itu ia sadari ataupun
tidak. Atau barangkali orang yang kau cintai itu memang bersikap cuek
dan masa bodoh dengan apa yang kau lakukan untuknya. Ya, pasti sulit
diungkapkan dengan kata-kata.
Pernahkah kita menyadari bahwa diri kita pun ternyata sering
melakukannya? Berbuat seenaknya dan mengabaikan cinta. Sadarkah bahwa di
sana ada yang senantiasa mencintai dan menyayangi kita, selalu menjaga
dan melindungi saat tiada yang bisa melindungi, dan senantiasa
memerhatikan tiap inchi perbuatan kita? Iya sahabatku, cinta dan kasih sayang-Nya teramat sangat kepada kita.
Betapa indahnya kalimat di atas. Mari resapi dan renungkan. Acapkali
kita lebih mendahulukan dunia dibandingkan dengan-Nya. Saat jari-jemari
asyik menari-nari di atas keyboard, di saat yang bersamaan pula
seruan-Nya menggema. Apa yang kita lakukan? Bergegas mematikan laptop
dan segera memenuhi panggilan-Nya? Semoga memang seperti itu. Baiklah,
tetapi pernahkah kita berbuat seperti ini,
“Ah, masih jam segini. Masih ada waktu lama kok, ntar dulu deh shalatnya, sebentar lagi.”
“Duh, satu jam lagi nich tugas dikumpulkan. Mana udah azan lagi. Tapi terusin ini dulu aja dech, bisa-bisa nggak selesai tugasnya.”
Atau seperti ini, “Bentar lagi, tanggung ah masih loading.”
Memangnya siapa yang bisa menjamin bahwa kita masih hidup sebelum
menjalankan shalat padahal sudah memasuki waktunya? Siapa yang memberi
kita tangan dan membuatnya dapat dengan lincah bergerak di atas keyboard? Siapa yang memberi penglihatan sehingga kedua bola mata itu dapat dengan jelas melihat dunia maya, berjam-jam di hadapan si tipis kotak yang melenakan? Itu baru contoh kecil saja.
Bagaimana Allah tidak cemburu jika kita seperti itu. Dia senantiasa
memberikan apa yang makhluk-Nya butuhkan. Tetapi sahabat, cemburunya
Allah tidak seperti manusia. Karena Dia memang tak sama dengan
makhluk-Nya. Pun, cinta-Nya adalah cinta di atas cinta.
“Seseorang mendatangi Rasulullah Shalallahu’alaihi wa Sallam dan
bertanya tentang keluasan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau
bersabda, “Engkau datang untuk menanyaiku tentang keluasan rahmat Allah?
Aku beri tahu bahwa Allah telah memberi tahumu dan berkata, ‘Aku
(Allah) tidak marah pada hamba-Ku yang datang kepada-Ku dengan maksiat.
Sungguh, di sisi-Ku ada ampunan. Jikalau Aku ingin menyegerakan atau
ketergesa-gesaan adalah sifat-Ku sungguh Aku segerakan mereka putus asa
dari rahmat-Ku.” (Kanzu al-Umah (5901)).
Sahabat-shabatku yang dicintai Allah, semoga hati kita selalu tertuju
pada-Nya, selalu ingat betapa cintanya Allah pada kita. Jangan marah
dan kecewa jikalau orang lain membuat kita cemburu jika kita sering
membuat Allah cemburu.
Wallahu A’lam bi Shshowwab.
0 komentar:
Posting Komentar